Ini cerita temen temen SMP ku, aku jadiin 1, untuk ending nya itu beneran. Bedanya temen SMP aku itu hanyut disungai. Dan untuk tokoh utamanya itu temen aku yang selalu curhat ke aku, dia hebat loh aku aja sampe nangis denger cerita dia. Untuk penyebab trauma nya itu aku lebih lebihin. Btw sekarang dia sekolah di SMK BANJARSARI.
INI BANYAK YANG AKU LEBIH LEBIHIN YA! JADI GAK SEMUA FAKTA.
_____________________________
RENARA
☆☆☆
Gadis yang bernama Renara itu memasuki gerbang sekolah dengan pakaian yang kusut, bukan karena tidak disetrika tetapi karena dia terjatuh dari motor saat dirinya dalam perjalanan tadi. Kenapa tidak putar balik? Pastinya Renara akan menjawab tidak. Jikalau dirinya putar balik yang ada dia akan terkena amukan sang ibu karena datang kesekolah terlambat.
Tas yang basah akibat tadi malam hujan yang menyebabkan adanya genang air, baju yang kotor terkena debu jalanan, dan rok yang sobek menyebabkan banyak pasang mata yang memperhatikan penampilannya sekarang, entah apa yang mereka pikirkan. Nara tidak memperdulikan itu semua. Nara hanya peduli pada nilai semesternya sekarang! Kehadiran nya selalu dipertanyakan oleh guru-gurunya, bagaimana tidak? Nara yang selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonominya itu berdampak pada kehadiran sekolahnya. Semoga nilainya tidak buruk, semoga dan semoga.
Nara memasuki kelas yang mana menjadi pusat penglihatan semua orang, sabahatnya yang bernama Syakira itu mendekat memegang baju Renara "Lo kenapa Re?" Renara tidak menjawab dia hanya menampilkan senyum manisnya "Jawab Re! Lo dibulli ya? Siapa yang ngebulli? Ayo kita ke ruang BK sekarang!" Syakira hendak menyeret Renara tetapi Renara menahannya "Engga anjirr gue jatoh dari motor tadi AHAHAHA" suara tawa itu membuat semua orang tercengang bagaimana bisa ada orang jatuh dari motor malah tertawa? Harusnya dia menangis lah! "Stres emang si Nara" ucap Adit teman laki lakinya. "Anterin ke wc yuk, bersihin nih baju" ucap Renara pada Syakira, "ayok cepet jam pertama mau dimulai soalnya" mereka berjalan beriiringan penuh canda tawa, mulai dari Syakira yang menanyakan apa penyebab jatuh nya Renara yang mana dijawab "Wallahualam" oleh nya, Renara yang menceritakan dirinya ditatap banyak pasang mata yang melihatnya seperti orang gila memasuki sekolah dan banyak lagi.
Setelah hampir 5 menit menunggu akhirnya Renara keluar juga dari bilik kamar mandi itu, "udah? Coba liat" Syakira membolak balikan badan Renara "alhamdulillah sekarang udah lebih baik dari yang tadi" ucap nya pada Renara, "loh? Emang tadi gue gimana? Perasaan sama aja deh?", "stres! Tadi tuh lo udah kayak orang abis dibulli yang dikeroyok gitu asal lo tau." Renara tertawa dan menirukan orang orang yang ditiktok "ah yang benerr? Yang benerr?" Syakira menggerlingkan matanya, malas sekali dia jika sudah berhadapan dengan sisi lain Renara ini.
Bel berbunyi nyaring "KRIINGG KRIINGG" semua orang berlarian memasuki kelas begitupun Renara dan Syakira. "Cepet cepet cepet" begitulah suara ramainya siswa siswi yang tertangkap dalam indra pendengar Renara. "Assalamualaikum" ucapnya kedua sejoli itu pada seisi kelas, "Waalaikumsalam" jawab mereka semua. "Nah ini baru wakil ketua kelas kita" gumam Chendra kepada Renara, haduh bisa saja si Chendra ini kan Renara jadi malu => Tok tok tok.
"Iya anjir tadi mah kayak bukan Nara, btw kenapa lo bisa jatoh dari motor?" itu Haikal yang bertanya, "haduh panjang ceritanya-" belum selesai Renara menjawab guru yang akan mengajar sudah datang ck ck. "Assalamualaikum", "Waalaikumsalam" semua kembali duduk pada tempatnya masing masing, aura dari guru Matematika itu sangat berbeda sekarang lebih cerah dengan dibantu senyuman melengkung pelanginya. Guru yang bernama Usep Gunawan itu duduk pada tempatnya dan mengabsen semua siswa siswa yang berada dikelas, "Renara Azahra, kamu kenapa tidak masuk sekolah selama satu minggu ini? Kamu pikir sekolah itu main main?", "maaf pak kemarin saya kerja, saya gak akan ngulangin hal kayak gini lagi saya janji" jujur saja saat menjawab pertanyaan dari gurunya Renara gemetar, takut bagaimana kalau orangtuanya dipanggil dan mengetahui dirinya tidak masuk sekolah selama satu minggu. "Jangan diulangi kamu itu wakil ketua kelas disini! Kalau sampai terulang bapak pastikan orangtua mu akan dipanggil kesekolah!", "iya pak saya janji saya gak akan ngulangin hal kayak gini lagi".
***
Semua siswa siswi berbondong bondong pergi kekantin untuk makan siang, 4 jam belajar tentu saja membuat cacing cacing dalam perut mereka meminta untuk diberi makan. Beda halnya dengan Renara yang sedang mengulang pelaran minggu kemarin di ruang guru yang dibantu oleh pak Usep Gunawan selaku Wali kelas pluss guru matematika nya itu. "Renara kamu kenapa kerja? Kan kamu sudah tau harus sekolah, apa orangtua kamu tidak membiayai sekolahmu?", "Mereka membiayai kok pak, tapi untuk sekarang ekonomi keluarga saya lagi turun jadi saya ngebantu ibu dan ayah saya cari uang" pak Usep mengangguk "Kamu anak hebat, tapi kamu ingat jangan pernah menyepelekan sekolah, sekolah yang rajin biar bisa ngangkat derajat keluarga kamu. Bapak doain yang terbaik buat kamu, sok sekarang kerjain tugasnya sampe selese kalo gak sesele boleh dibawa kerumah", Nara menatap pak Usep dengan terharu "pak, Nara doain buat bapak semoga bapak diterima amal ibadahnya, dilancarkan rezekinya oleh Allah, dan terimakasih doanya juga Nara bakan rajin belajar pak Nara janji" pak Usep tersenyum mendengar penuturan Renara "Aamiin, terimakasih juga doanya. Nara udah makan?" Renara mendongak menatap manik coklat milik gurunya "belum tapi Nara bawa bekel kok nanti Nara makan", "oke dimakan ya jangan sampe sakit nanti gak sekolah lagi" keduanya tertawa dan kembali fokus dengan belajar mengajarnya.
Pak Usep itu bukan siapa siapanya Renara tapi Renara menggap bahwa pak Usep itu keluarganya, Renara banyak bercerita kepada gurunya itu tentang kehidupannya begitupun pak Usep yang bercerita tentang murid murid yang menurutnya susah diatur, kalau kata Adit teman sekelasnya "udahlah lo sama pak Usep pacaran aja" stres emang masa iya guru dan murid berpacaran? Kalau kalian tanya umurnya pak Usep itu berapa, pak Usep itu masih muda dia baru berumur 28 tahun, dan Renara berumur 18 tahun yang mana sebentar lagi dia akan lulus sekolah.
☆☆☆
Renara memasuki rumahnya "Assalamualaikum, Nara pulang", "PRAANG!" suara pecarah piring terdengar dari dapur, "hadeh apa lagi kali ini? Ya Tuhan kali ini aja bisa gak jangan ngasih Nara cobaan?" Guman Renara menatap langit langit rumahnya dan berjalan ke arah dapur.
Renara mengintip dari celah pintu, jelas Renara mendengar suara ibu dan ayahnya. Mereka selalu menggunakan suara yang keras kalau saling bertemu, ya biasanya ayahnya itu kerja tidak pernah pulang kalau pulang itu hanya untuk memberi Renara dan ibunya uang setelahnya pergi lagi, kenapa tidak ditransfer? Ayah Renara yang bernama Jonathan itu tidak pernah mempercayai istrinya yang bernama Sindy itu akan memberikan uang kepada Renara jadi dia memilih pulang dan memberikan langsung uangnya. Dan ibunya selalu nongkrong di cafe bersama teman temannya atau bahkan bertemu dengan laki laki lain selain Jonathan. Beruntungnya Renara hanya anak satu satunya, Nara tidak bisa membayangkan jikalau dia mempunyai adik dan adiknya mendengar orangtuanya mengamuk seperti sekarang,
"LO TUH JANGAN DIRUMAH TERUS!! PERGI SANA CARI DUIT! GAK BECUS JADI ORANG TUA!!",
"TOLOL! GUA YANG SELALU NYARI DUIT, GUA YANG NAFKAHIN LO SAMA ANAK LO ITU DAN LO MALAH BILANG GUA GAK KERJA? GAK BISA JADI ORANG TUA?! NGACA! LO JADI IBU KERJAANNYA NONGKRONG DILUAR NGABISIN DUIT!! SITU SARAP?! IBU MACAM APA KAYAK GITU HAH?!?"
Sindy memulul pipi Jonathan, "GUE PERGI DARI RUMAH BUAT HEALING SAMA TEMEN TEMEN GUE! NGAPAIN JUGA DIRUMAH ORANG GAK ADA APA APA?! LO MAU GUE MATI KESEPIAN DIRUMAH INI?! GITU HAH?!?"
Jonathan memegang pipinya yang terasa panas itu, dia tidak habis pikir dengan pola pikir istinya, bagaimana bisa dia selalu meninggalkan anak nya itu sedangkan dia pergi mabuk dengan teman temannya?!
"STRES! LO EMANG HARUS KERUMAH SAKIT JIWA SINDY!!"
***
Renara mengunci pintu kamarnya, dia menangis memeluk lututnya dia capek kenapa orangtua nya selalu seperti ini? Dia sering bertanya mengapa dia dilahirkan dikeluarga seperti ini? Kenapa harus Renara? Kenapa harus dia?! Tuhan tidak adil! Renara ingin seperti temannya yang lain, yang diberi kasih sayang oleh orangtuanya tetapi Renara hanya diberi uang, luka dan trauma saja. Apakah kebahagiaannya akan terus dibeli oleh lembaran uang saja? Jikalau ada mesin yang dapat membeli kebahagiaan, Renara rela menukar uang uangnya dengan kebahagiaan itu.
Terlalu lama menangis hingga Renara tertidur dilantai kamarnya, tidak dingin karena rumahnya memakai kayu bukan keramik ataupun tembok. Rumah Renara terbuat dari kayu jati asli yang dibeli dari luar kota, desain rumahnya sederhana tapi elegan. "Hoam.. pegel banget ini badan" Renara menguap dan mencoba meregangkan otot ototnya yang terasa pegal karena tertidur dengan posisi yang salah.
Keluar kamar untuk memasak, Renara melihat ibunya yang sedang duduk di sofa. Sungguh, ibunya seperti tidak terjadi apa apa hari ini padahal tadi dirinya habis berantem dengan sang suami. "Eh Nara udah bangun nak?" Itu ayahnya. "Iya Yah, Nara baru bangun", "Nara mau kemana?" Tanya sang ayah pada anaknya. "Nara mau masak yah, Nara laper hehe", "Ayah masakin ya? Mau gak?" Ucap Jonathan pada putrinya, "boleh! Kita masak bareng aja Yah" Renara tau ayahnya bisa memasak tapi Renara tidak tega menyuruh ayahnya yang baru pulang itu untuk memasak makanan untuknya "boleh yuk" mereka berjalan ke dapur.
***
"Enak gak?" Tanya Jonathan, "enak! Selalu enak!" Jawab putrinya. "Syukur kalo gitu, makan yang banyak ya putri kecil ayah" Jonathan mencolek hidung Renara gemas karena melihat pipinya yang menggembung mencoba mengunyah nasi goreng buatam mereka berdua. "Ayah, ayah nanti pergi lagi ya?" Wajah yaang tadinya ceria berubah suram karena teringat ayahnya pasti akan pergi lagi, "iya. Kan ayah harus kerja sayang, nanti juga ayah pulang kalo udah waktunya" sang ayah tersenyum manis, manis sekali hingga tercipta lubang di kedua pipinya. "yah.. Padahal Nara masih mau main sama ayah", "nanti kita main, tapi engga sekarang, ayah harus pergi tadi boss ayah udah nelfon suruh cepet cepet balik lagi" sebenarnya Jonathan juga tidak mau meninggalkan sang putri disini, tapi hak asuh masih dipegang oleh sang istri. Dan tentu Renara tidak tau bahwa ayah dan ibunya sudah berpisah dari dirinya memasuki SMP kelas 1. Rahasia itu masih dijaga erat erat.
Renara tentu punya uang untuk dirinya, karena selalu diberi oleh ayahnya tetapi Renara ingin bisa mencari uang sendiri, dia rela mengorbankan sekolahnya demi mencari uang hasil keringatnya sendiri. Tentu yang dibilang Renara disekolah hanya kebohongan yang ia buat, bukan ekonominya yang menurun tapi mentalnya yang menurun sehingga ia kehilangan semangat sekolah dan memilih menyibukkan diri dengan berkerja dipasar. Menurutnya itu bisa membuat ia lupa dengan masalah yang sedang dialaminya.
***
Tadi setelah ayahnya memberitahu bahwa dirinya sudah diminta olah atasannya untuk pergi lagi ternyata ia tidak melakukannya. Jadi Renara memanfaatkan itu untuk tidur bersama ayahnya karena sudah terlalu lama dirinya tidak bertemu dengan sang ayah, dia kangen. Dia berfikir itu hal biasa, hal wajar bahwa ayah dan anak tidur bersama. Tapi sebenarnya itu tidak. Walau pada dasarnya ayah dan anak tidak tertarik satu sama lain berbeda dengan Jonathan. Dia menyukai anaknya, dia sempat kaget, heran dengan perubahan sang anak yang menjadi lebih sexy, walau memakai pakaian tertutup itu masih terlihat jelas dimata Jonathan. Karena terakhir dia pulang dua tahun lalu, saat Renara masih dibangku kelas 10 SMA. Jonathan memeluk tubuh Renara yang sedang tertidur, dia menelusupkan tangannya kedalam baju Renara, "Nara kenapa kamu berbeda?" Pikiran negatif bermunculan, tetapi Jonathan tahan. "nghh.." itu suara Renara yang merasa tidurnya terganggu, ia membuka mata menyadari ada tangan yang masuk kedalam baju nya tetapi ia biarkan. Renara mencoba berfikiran biasa saja.
Tiba tiba sebuah suara dengan nada yang dalam dan hembusan nafas panas menerpa kulit bagian lehernya "Nara kamu bangun hm? Kamu sexy banget" bulu kuduk Renara meremang, jantung berdebar dia kaget dengan ucapan sang ayah, "a-ayah mau ngapain? Tolong keluarin tangannya Yah, Nara ini anak ayah, ayah harus sadar!" hingga akhirnya Jonathan sadar akan perlakuannya pada sang anak, "Eh? Renara ayah minta maaf, ayah gak sengaja Nara" sedangkan Renara sudah berada dipojok kasur, dia menangis tetapi dia menahan nya agar tidak menimbulkan suara, dia memeluk lututnya serta badannya yang ditutupi selimut.
"Ayah jahat! Kenapa ayah kayak gini! Nara itu anak ayah! Darah daging ayah!!" Menangis sejadi jadinya, Renara merasa dirinya kotor. "Ayah minta maaf", "PERGI! AYAH PERGI! AKU GAMAU KETEMU AYAH ATAU NGELIAT AYAH LAGI!! ancaman dari Renara mampu membuat Jonathan menyadari bahwa perlakuannya tadi sudah sangat keterlaluan,
☆☆☆
Pukul 06:00 biasanya Renara masih bersiap siap, tapi kali ini dia sudah berada disekolah. Dia terlalu takut bertemu ayahnya, dia juga takut ibunya tau bahwa sang ayah berperilalu yang tidak tidak terhadap dirinya, dia tidak perduli pada buku yang tertinggal. Karena kelas yang ia tempati ada dilantai 3 membuat nya bisa melihat kebawah yang ternyata baru beberapa orang yang datang.
Renara tidak sanggup bagaimana nanti kalau teman temannya tau dia dilecehkan oleh ayahnya sendiri? Walau tidak sampai berhubungan badan, itu tetep pelecehan! Bagaimana kalau dia dibulli karena hal itu? Bagaimana? Bagaimana?! Renara tidak sanggup membayangkannya. Renara menulis surat untuk sahabatnya Syakira, 2 menit ia habiskan, dan menaruh suratnya dimeja Syakira. Dia sudah kehilangan akal sehatnya dia tidak perduli dengan surga dan neraka yang terpenting dia bebas dari dunia ini!.
"Maafin gue ya Sya, gue kotor gue gak pantes hidup lagi, gue juga gak sanggup kalo nanti kalian tau apa yang terjadi sama gue, gue takut dibulli, gue takut kalo harus pulang dan ketemu ayah lagi, gue takut"
"Ya Tuhan Nara udah gak kuat, Nara capek, Nara mau ketemu nenek"
Renara mengeluarkan pisau yang ia bawa, memotong urang tadinya dengan menggunakan pisau serta menusuk perutnya secara terus menerus hingga darah segar mengotori baju dan rok sekolahnya, 2 menit setelahnya ia kehilangan kesadaran sepenuhnya, entah siapa yang akan menemukan dirinya dalam keadaan berlumuran darah seperti ini..
TAMAT
_____________________________
Isi surat Renara untuk Syakira:
"Gue minta maaf ya Sya, gue gak bisa jujur sama lo, gue gak nepatin janji kita buat jujur satu sama lain. Gue minta maaf. Gue capek Sya, gue juga udah kotor, gue gak mau ketemu orangtua gue lagi terutama ayah, mereka jahat Sya mereka jahat gue udah gak kuat, kalo kangen sama gue bawa bunga aja, gue suka semua bunga kok. Maaf ya gue duluan, gue doain lo dari atas kok semoga lo bisa nepatin janji kita berdua kuliah di UGM walau cuma lo sendirian. Semangat sekolahnya! Tolong bilangin ke pak Usep gue udah bahagia sekarang."
_____________________________
Miris sekali hidupmu Renara Azahra. Semoga kamu bisa bertemu dengan nenek mu diatas sana, sekarang kamu tidak perlu mendengar cacian, makian, pertengkaran orangtuamu lagi, semoga jalan ini bisa membuatmu bahagia. Selamat jalan Renara Azahra si pemilik senyuman manis.
Sebagai orangtua hendaklah menuntun, serta mendidik putra putrinya bukan malah mendatangkan luka dan trauma dalam hidup mereka.
Semoga kalian kelak dimasa depan menjadi orangtua yang baik, yang bisa mendidik putra putri kalian dengan baik. Aamiin.
Dibuat oleh: Chika Nuranisa
Ig: @nisaika23